Aerilyn Bellvania
Rabu, 04 Maret 2015
kolom komentar buat novel terbaru
Rekomendasi Drama
1. Boss And Me
ini c-drama pertama yang benar-benar kutonton sampai habis. dan film ini sukses bikin aku senyum-senyum sendiri karena setiap adegan manis yang ditunjukkan pasangan-pasangannya. bahkan sampai episode akhir pun aku nggak bosen-bosen nontonnya. kisahnya sih terkesan ringan banget. tentang gadis polos bernama Xan Xan (kalau nggak salah :D )yang memiliki golongan darah AB RH - , nah, kebetulan adik dari bos besar di perusahaan tempatnya bekerja, Feng Yue, juga punya golongan darah yang sama dan butuh donor darah karena pendarahan saat melahirkan anak pertamanya. dari pertolongan singkat, kisah antara boss besar, Feng Teng dan gadis polos itu pun dimulai.
buat kalian yang suka sama kisah-kisah romantis yang ringan, drama ini disaranin banget. tingkah polos Xan Xan yang ngegemesin dan Feng Teng yang dingin tapi kadang jahil bikin kita makin betah nontonnya. pasangan ini bener-bener keliatan real banget. aku suka.. aku suka.. mana tatapan Feng Teng juga bikin melting lagi. aih, nggak tahan akunya..
any way, kalau kalian pengen nonton. link nya ada di sini ya.. ini udah ada english subtitle nya kok. tenang aja. :)
Minggu, 28 Desember 2014
Analisis Laporan Keuangan
A. Latar Belakang
Bagi pihak manajemen, keuntungan yang diperoleh merupakan pencapaian rencana (target) yang telah ditentukan sebelumnya. Pencapaian target keuntungan sangat penting karena dengan mencapai target yang telah ditetapkan atau bahkan melebihi target yang diinginkan, hal ini merupakan prestasi tersendiri bagi pihak manajemen. Prestasi ini merupakan ukuran untuk menilai kesuksesan manajemen dalam mengelola perusahaan (baik jenjang karier maupun penghasilan). Demikian pula sebaliknya apabila manajemen gagal mencapai target, hal ini merupakan cermin kegagalan manajemen dalam mengelola perusahaan. Kegagalan mencapai target dapat merusak citra dan kepercayaan dari pemilik kepada karier manajemen ke depan.
Kedua, pemilik menginginkan bahwa usaha yang dijalankan nantinya tidak hanya untuk satu periode kegiatan saja. Artinya pemilik menginginkan usaha yang dijalankan memiliki umur yang panjang untuk beberapa periode ke depan dan bukan seumur jagung. Bahkan bila perlu pemilik menginginkan perusahaannya hidup sampai beberapa keturunan. Demikian pula pihak manajemen juga menginginkan kelangsungan hidup perusahaan yang relatif panjang karena hal ini berkaitan dengan penghasilan yang mereka peroleh selama perusahaan hidup. Di samping itu, manajemen juga mengharapkan adanya jenjang karier yang lebih baik.
Tujuan ketiga adalah perusahaan tetap mampu untuk menghasilkan atau menyediakan berbagai jenis barang dan jasa untuk kepentingan masyarakat umum. Tersedianya barang dan jasa juga berarti mampu memberikan kemakmuran bagi masyarakat, tentu saja kemakmuran bagi pemilik usaha. Masyarakat memiliki tambahan pilihan jenis barang atau jasa dengan kualitas atau harga yang lebih kompetitif. Lebih dari itu, kehadiran barang dan jasa akan ikut membantu pemerintah dalam menyediakan berbagai jenis dan jumlah barang dan jasa yang dibutuhkan di dalam negeri. Bagi pemerintah, jika produk yang dihasilkan dapat diekspor, akan diperoleh devisa dan sebaliknya, pemerintah dapat menghemat devisa jika dapat menanggulangi atau mengganti produk yang semula masih diimpor.
Keempat, usaha yang dijalankan akan dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat, baik yang berada dalam lingkunga perusahaan (yang bekerja di perusahaan) maupun di lingkungan luar perusahaan (pabrik). Hal ini penting bagi pemerintah karena kecilnya peluang kerja yang mampu diberikan pemerintah kepada masyarakat. Oleh karena itu, kontribusi pengusaha bagi pemerintah cukup besar dalam menyediakan lapangan kerja.
Agar tujuan tersebut di atas dapat dicapai, manajemen perusahaan harus mampu membuat perencanaan yang tepat dan akuran. Kemudian, pelaksanaan di lapangan harus dilakukan secara baik dan benar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Di samping itu, manajemen juga harus mampu mengawasi dan mengendalikan kegiatan usaha yang dijalankannya apabila terjadi penyimpangan.
Kemudian, agar usaha yang dijalankan dapat dipantau perkembangannya, setiap perusahaan harus mampu membuat catatan, pembukuan, dan laporan terhadap semua kegiatan usahanya. Catatan, pembukuan, dan laporan dibuat baik dalam suatu periode tertentu.
Pemilik dan manajemen harus mengetahui berapa uang yang keluar dan masuk ke perusahaan dalam suatu periode tertentu. Uang yang keluar juga harus dirinci penggunaannya serta masing-masing jumlahnya. Demikian pula dengan jenis pendapaptan yang diperolehnya. Catatan keuangan selama periode tertentu dibuat dalam bentuk laporan keuangan.
Pembuatan laporan keuangan dibuat sesuai dengan kaidah keuangan yang berlaku agar mampu menunjukkan kondisi dan posisi keuangan yang sesungguhnya. Laporan keuangan juga harus dibuat sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga mudah:
Untuk mampu membaca, mengerti, dan memahami arti laporan keuangan, perlu dianalisis terlebih dulu dengan berbagai alat analisis yang biasa digunakan. Salah satu alat analisis tersebut dikenal dengan nama analisis laporan keuangan.
Dengan menggunakan alat analisis laporan keuangan, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen, dapat diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan keuangan dan kemajuan perusahaan. Pemilik usaha dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan dan menilai kinerja manajemen sekarang, apakah mencapai target yang telah ditetapkan atau tidak. Sementara itu, bagi pihak manajemen, laporan keuangan merupakan cerminan kinerja mereka selama ini. Hasil analisis ini juga memberikan gambaran sekaligus dapat digunakan untuk menentukan arah dan tujuan perusahaan ke depan. Artinya, laporan keuangan dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan dan hal-hal yang dianggap penting bagi pihak manajemen.
Alat analisis keuangan yang biasa digunakan adalah rasio-rasio keuangan seperti:
Masing-masing jenis rasio ini akan memberikan makna tersendiri dalam menggambarkan kondisi keuangan perusahaan.
Jika manajer mengetahui kondisi dan posisi perusahaan, hal tersebut dapat memudahkan manajer untuk mengambil keputusan ke depan. Keputusan tidak hanya terkait di bidang keuangan, tetapi berpengaruh terhadap keputusan di bidang produksi, pemasaran, atau sumber daya manusia. Dalam bidang keuangan, sudah pasti akan menjadi ukuran kesuksesan manajer keuangan apabila telah berhasil dalam menggunakan sumber daya perusahaan secara optimal. Demikian pula sebaliknya apabila gagal dalam mencapai target yang telah ditetapkan, hal ini akan menjadi pelajaran bagi manajemen di masa yang akan datang untuk mengambil tindakan yang harus dilakukan.
B. Pengertian Laporan Keuangan
Bagi suatu perusahaan, penyajian laporan keuangan secara khusus merupakan salah satu tanggung jawab manajer keuangan. Hal ini sesuai dengan fungsi manajer keuangan, yaitu:
Dengan kata lain, tugas seorang manajer keuangan adalah mencari dana dari berbagai sumber dan membuat keputusan tentang sumber dana yang harus dipilih. Di samping itu, seorang manajer keuangan juga harus mampu mengalokasikan atau mengguanakan dana secara tepat dan benar.
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah pencapaian tujuan manajer keuangan dalam hal memaksimalkan nilai perusahaan. Tercapai tidaknya tujuan ini dapat dilihan dan diukur dari harga saham perusahaan yang bersangkutan. Jadi tugas seorang manajer keuangan memang berat karena dalam praktiknya tidak hanya memerhatikan kepentinga pemegang saham semata, tetapi juga memerhatikan berbagai kepentingan seperti kepentingan manajemen itu sendiri, kreditor, supplier, dan pelanggan.
Dalam hal laporan keuangan, sudah merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini. Kemudian laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan ke depan, dengan melihat berbagai persoalan yang ada baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya.
Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah: laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Sementara itu, untuk laporan lebih luas dilakukan satu tahun sekali. Di samping itu, dengan adanya laporan keuangan, dapat diketahui posisi perusahaan terkini setalah menganalisis laporan keuangan tersebut.
Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam praktiknya dikenal beberapa macam laporan keuangan seperti:
Masing-masing laporan memiliki komponen keuangan tersendiri, tujuan, dan maksud tersendiri.
Neraca merupakan laporan yang menunjukkan jumlah aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Pembuatan neraca biasanya dibuat berdasarkan periode tertentu (tahunan). Akan tetapi, pemilik atau manajemen dapat pula meminta laporan neraca sesuai kebutuhan untuk mengetahui persis berapa harta, utang, dan modal yang dimilikinya pada saat tertentu.
Dalam neraca disajikan berbagai informasi yang berkaitan dengan komponen yang ada di neraca. Secara lengkap informasi yang disajikan dalam neraca meliputi:
kemudian, laporan laba rugi menunjukkan kondisi usaha dalam suatu periode tertentu. Artinya laporan laba rugi harus dibuat dalam suatu siklus operasi atau periode tertentu guna mengetahui jumlah perolehan pendapatan dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba atau rugi.
Seperti halnya neraca, laporan laba rugi memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan. Adapun informasi yang disajikan perusahaan dalam laporan laba rugi meliputi:
Laporan perubahan modal menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini. Kemudian, laporan ini juga menunjukkan perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya modal. Informasi yang diberikan dalam laporan perubahan modal meliputi:
Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya. Tujuannya adalah agar pengguna laporan keuangan dapat memahami jelas data yang disajikan.
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar di perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan. Baik arus kas masuk maupun arus kas keluar dibuat untuk periode tertentu.
Lengkap tidaknya penyajian laporan keuangan tergantung dari kondisi perusahaan dan keinginan pihak manajemen untuk menyajikannya. Di samping itu juga tergantung dari kebutuhan dan tujuan perusahaan dalam memenuhi kepentingan pihak-pihak lainnya.
Sekali lagi dapat dikatakan bahwa dari laporan keuangan akan tergambar kondisi keuangan suatu perusahaan yang dapat memudahkan manajemen dalam menilai kinerja manajemen perusahaan. Penilaian kinerja akan menjadi patokan atau ukuran apakah manajemen mampu atau berhasil dalam menjalankan kebijakan yang telah digariskan.
C. Tujuan Laporan Keuangan
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat dususun secara mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala. Jelasnya adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan pribadi terhadap perusahaan.
Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu:
Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Kemudian, laporan keuangan tidak hanya secadar cukup dibaca saja, tetapi juga harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan perusahaan saat ini. Caranya adalah dengan melakukan analisis keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim dilakukan.
D. Sifat Laporan Keuangan
Bersifat historis artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang. Misalnya laporan keuangan disusun berdasarkan data satu atau dua tau beberapa tahun ke belakang (tahun atau periode sebelumnya).
Kemudian, bersifat menyeluruh maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap mungkin. Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian-sebagian (tidak lengkap) tidak akan memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan suatu perusahaan.
Sementara itu, data masa lalu perusahaan yang ditampilkan dalam laporan keuangan merupakan kombinasi (Munawar) dari:
Fakta yang telah dicatat (recored fact) artinya laporan keuangan disusun atau dibuat berdasarkan kenyataan yang sebenarnya atau fakta dari catatan akuntansi. Fakta ini diambil dari peristiwa atau kejadian akuntansi pada waktu atau masa lalu, yaitu dari tahun-tahun sebelumnya. Fakta yang tercatat dalam pos-pos yang ada di laporan keuangan dinyatakan dalam harga pada saat terjadinya transaksi. Contoh fakta-fakta yang tercatat pada masa lalu tersebut misalnya:
Jadi, segala sesuatu yang tercermin dalam laporan keuangan merupakan fakta historis. Oleh karena itu, laporan keuangan tidak menunjukkan kondisi keuangan perusahaan secara utuh ke depan. Artinya, ada pos-pos yang tidak dicatat sehingga tidak tampak dalam laporan keuangan, misalnya adanya pesanan yang tidak dapat dipenuhi atau kontrak-kontrak penjualan dan pembelian yang telah disetujui.
Maksud prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi (accounting convention dan postulate) adalah pencatatan yang terjadi dalam laporan keuangan jelas didasarkan kepada prosedur atau anggapan yang sesuai dengna prinsip-prinsip akuntansi. Dengan kata lain, catatan dalam laporan keuangan tidak dapat dilakukan dengan sekehendak pemilik atau manajemen perusahaan, tetapi harus melalui tata cara atau prosedur yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi. Tujuannya tidak lain adalah agar laporan keuangan yang dibuat perusahaan dapat memudahkan penyusunan, pemeriksaan, dan keseragaman.
Sebagai contoh, alokasi biaya yang dinilai berdasarkan harga belinya atau harga pasar pada saat tanggal penyusunan laporan keuangan. Demikian juga dengan piutang dan persediaan, setiap pencatatan juga ditentukan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.
Hal-hal lain yang juga digunakan dalam menyusun laporan keuangan adalah kebiasaan seperti berikut ini.
Pendapat pribadi (personal judgement) artinya walaupun pencatatan akuntansi dalam laporan keuangan didasarkan kepada dalil-dalil tertentu, penggunaan dari dasar dalil tersebut tergantung dari pendapat manajemen perusahaan. Artinya juga pendapat atau judgement ini juga tergantung dari kemampuan para pembuatnya yang kemudian dikombinasikan dengan fakta serta dalil-dalil akuntansi yang disetujui.
Sebagai contoh, cara-cara untuk menaksir piutang dapat digunakan salah satu dari metode yang tersedia. Demikian juga untuk menentukan harga pokok sediaan mana yang akan dipakai. Contoh lain adalah dalam menentukan metode penyusutan yang akan digunakan dan penentuan umur aktiva juga sangat tergantung dari pendapat pribadi. Pendapat pribadi biasanya didasarkan kepada pengalaman masa lalu seseorang.
Jelasnya, baik prosedur, kebiasaan, anggapan, atau pendapat pribadi ini harus dilakukan secara konsisten dan terus-menerus. Namun, segala sesuatunya tidak kaku dan dapat diubah dengan penjelasan dalam laporan keuangan sehingga pembaca dapat mengerti dan memahami dan tidak terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan laporan keuangan tersebut.
E. Keterbatasan Laporan Keuangan
Dalam praktiknya hal-hal dan jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam neraca belum tentu menunjukkan nilai yang realisasi (likuidasi). Hal ini disebabkan karena penyusunan laporan keuangan tidak terlepas dari pendapat pribadi, baik oleh manajemen maupun akuntan. Laporan keuangan juga bukan laporan final dan sifatnya hanya sementara waktu saja.
Anggapan yang digunakan bahwa perusahaan akan berjalan terus sehingga aktiva tetap dinilai berdasarkan nilai-nilai historis, harga perolehan dan pengurangan aktiva tetap berdasarkan akumulasi penyusutannya yang mengakibatkan angka atau jumlah yang tertera dalam laporan keuangan terlihat pasti. Padahal dalam penyusunan dengan standar nilai yang berbeda-beda akan menyebabkan nilainya ikut berbeda pula. Sebagai contoh angka yang tertera dalam laporan keuangan berdasarkan nilai buku yang tentunya sangat berbeda dengan nilai pasar atau penggantinya. Jadi angka yang tertera belum dapat dikatakan tepat benar.
Karena laporan keuangan disusun berdasarkan transaksi yang terjadi pada tanggal dan waktu yang berbeda, nilai sesungguhnya juga menjadi berbeda. Kondisi harga satu transaksi dengan transaksi yang lain tentu berbeda pula akibat harga barang itu sendiri maupun harga barang lain mengalami perubahan. Tentu saja semua ini akan memengaruhi daya beli perusahaan.
Laporan keuangan belum dapat dikatakan mencerminkan keadaan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini disebabkan adanya hal-hal yang belum atau tidak tercatat dalam laporan keuangan tersebut. Sebagai contoh seperti adanya kontrak-kontrak penjualan atau pembelian yang telah disetujui, atau pesanan yang tidak dapat dipengaruhi, namun belum dilaporkan dalma laporan keuangan pada periode tersebut. Kemudian, ada hal-hal yang tidak dapat dinyatakan dalam angka-angka seperti reputasi, prestasi manajernya, dan lainnya.
Oleh karena itu, setiap laporan keuangan yang disusun pasti memiliki keterbatasan tertentu. Berikut ini beberapa keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan.
Keterbatasan laporan keuangan tidak akan mengurangi arti nilai keuangan secara langsung karena hal ini memang harus dilakukan agar dapat menunjukkan kejadian yang mendekati sebenarnya, meskipun perubahan berbagai kondisi dari berbagai sector terus terjadi. Artinya selama laporan keuangan disusun sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, maka inilah yang dianggap telah memenuhi syarat sebagai suatu laporan keuangan.
F. Pemeriksaan Laporan Keuangan (Audit)
Dalam praktiknya, pemeriksaan laporan keuangan dapat dilakukan oleh dua pihak, yaitu:
Pemeriksaan laporan keuangan yang pertama oleh intern perusahaan, artinya oleh pemeriksaan yang memang sudah disiapkan pihak perusahaan. Dalam hal ini mereka dapat memperoleh data secara bebas sesuai dengan data aslinya. Pemeriksaan dilakukan sesuai dengan fakta yang sesungguhnya. tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan laporan keuangan pasti terdapat kekurangan, baik yang disengaja maupun yang tidak. Oleh karena itu, pemeriksaan oleh intern perusahaan sangat penting dilakukan sebelum dilakukan oleh pihak luar perusahaan.
Pemeriksaan oleh pihak luar perusahaan dilakukan oleh akuntan publik yang sudah memperoleh izin. Akuntan akan memberi penilaian setelah meneliti dengan standard an prosedur pemeriksaan yang lazim. Pendapat wajar atau tidak wajar akan diberikan apabila laporan keuangan disusun telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim yang telah diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Dengan demikian, laporan ini dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengambil keputusan.
G. Pihak-pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan
Berikut ini penjelasan masing-masing pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan.
1. Pemilik
2. Manajemen
Dalam menilai kinerjanya, pihak manajemen dapat membuat ukuran tersendiri yang ditentukan sebelumnya seperti berikut ini.
3. Kreditor
4. Pemerintah
5. Investor
Bagi investor yang ingin menanamkan dananya dalam suatu usaha sebelum memutuskan untuk membeli saham, perlu mempertimbangkan banyak hal secara matang. Dasar pertimbangan investor adalah dari laporan keuangan yang di sajikan perusahaan yang ditanamnya. Dalam hal ini investor akan melihat prospek usaha ini sekarang dan masa yang akan datang. Prospek yang dimaksud adalah keuntungan yang akan diperolehnya (dividen) serta perkembangan nilai saham ke depan. Setelah itu, barulah investor dapat mengambil keputusan untuk membeli saham suatu perusahaan atau tidak.
Suatu
kegiatan usaha (bisnis) yang dijalankan oleh suatu perusahaan, tentulah
memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen. Pertama, pemilik perusahaan menginginkan
keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankannya. Mengapa? Karena setiap
pemilik menginginkan modal yang telah ditanamkan dalam usahanya segera cepat
kembali. Di samping itu, pemilik juga mengharapkan adanya hasil atas modal yang
ditanamkannya sehingga mampu memberikan tambahan modal (investasi baru) dan
kemakmuran bagi pemilik dan seluruh karyawannya.
Bagi pihak manajemen, keuntungan yang diperoleh merupakan pencapaian rencana (target) yang telah ditentukan sebelumnya. Pencapaian target keuntungan sangat penting karena dengan mencapai target yang telah ditetapkan atau bahkan melebihi target yang diinginkan, hal ini merupakan prestasi tersendiri bagi pihak manajemen. Prestasi ini merupakan ukuran untuk menilai kesuksesan manajemen dalam mengelola perusahaan (baik jenjang karier maupun penghasilan). Demikian pula sebaliknya apabila manajemen gagal mencapai target, hal ini merupakan cermin kegagalan manajemen dalam mengelola perusahaan. Kegagalan mencapai target dapat merusak citra dan kepercayaan dari pemilik kepada karier manajemen ke depan.
Kedua, pemilik menginginkan bahwa usaha yang dijalankan nantinya tidak hanya untuk satu periode kegiatan saja. Artinya pemilik menginginkan usaha yang dijalankan memiliki umur yang panjang untuk beberapa periode ke depan dan bukan seumur jagung. Bahkan bila perlu pemilik menginginkan perusahaannya hidup sampai beberapa keturunan. Demikian pula pihak manajemen juga menginginkan kelangsungan hidup perusahaan yang relatif panjang karena hal ini berkaitan dengan penghasilan yang mereka peroleh selama perusahaan hidup. Di samping itu, manajemen juga mengharapkan adanya jenjang karier yang lebih baik.
Tujuan ketiga adalah perusahaan tetap mampu untuk menghasilkan atau menyediakan berbagai jenis barang dan jasa untuk kepentingan masyarakat umum. Tersedianya barang dan jasa juga berarti mampu memberikan kemakmuran bagi masyarakat, tentu saja kemakmuran bagi pemilik usaha. Masyarakat memiliki tambahan pilihan jenis barang atau jasa dengan kualitas atau harga yang lebih kompetitif. Lebih dari itu, kehadiran barang dan jasa akan ikut membantu pemerintah dalam menyediakan berbagai jenis dan jumlah barang dan jasa yang dibutuhkan di dalam negeri. Bagi pemerintah, jika produk yang dihasilkan dapat diekspor, akan diperoleh devisa dan sebaliknya, pemerintah dapat menghemat devisa jika dapat menanggulangi atau mengganti produk yang semula masih diimpor.
Keempat, usaha yang dijalankan akan dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat, baik yang berada dalam lingkunga perusahaan (yang bekerja di perusahaan) maupun di lingkungan luar perusahaan (pabrik). Hal ini penting bagi pemerintah karena kecilnya peluang kerja yang mampu diberikan pemerintah kepada masyarakat. Oleh karena itu, kontribusi pengusaha bagi pemerintah cukup besar dalam menyediakan lapangan kerja.
Agar tujuan tersebut di atas dapat dicapai, manajemen perusahaan harus mampu membuat perencanaan yang tepat dan akuran. Kemudian, pelaksanaan di lapangan harus dilakukan secara baik dan benar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Di samping itu, manajemen juga harus mampu mengawasi dan mengendalikan kegiatan usaha yang dijalankannya apabila terjadi penyimpangan.
Kemudian, agar usaha yang dijalankan dapat dipantau perkembangannya, setiap perusahaan harus mampu membuat catatan, pembukuan, dan laporan terhadap semua kegiatan usahanya. Catatan, pembukuan, dan laporan dibuat baik dalam suatu periode tertentu.
Pemilik dan manajemen harus mengetahui berapa uang yang keluar dan masuk ke perusahaan dalam suatu periode tertentu. Uang yang keluar juga harus dirinci penggunaannya serta masing-masing jumlahnya. Demikian pula dengan jenis pendapaptan yang diperolehnya. Catatan keuangan selama periode tertentu dibuat dalam bentuk laporan keuangan.
Pembuatan laporan keuangan dibuat sesuai dengan kaidah keuangan yang berlaku agar mampu menunjukkan kondisi dan posisi keuangan yang sesungguhnya. Laporan keuangan juga harus dibuat sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga mudah:
·
dibaca;
·
dipahami;
·
dimengerti oleh berbagai pihak yang
berkepentingan, terutama pihak pemilik usaha dan manajemen. Artinya pula,
dengan laporan keuangan, setiap orang dapat memahami kondisi dan posisi keuangan perusahaan saat ini.
Untuk mampu membaca, mengerti, dan memahami arti laporan keuangan, perlu dianalisis terlebih dulu dengan berbagai alat analisis yang biasa digunakan. Salah satu alat analisis tersebut dikenal dengan nama analisis laporan keuangan.
Dengan menggunakan alat analisis laporan keuangan, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen, dapat diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan keuangan dan kemajuan perusahaan. Pemilik usaha dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan dan menilai kinerja manajemen sekarang, apakah mencapai target yang telah ditetapkan atau tidak. Sementara itu, bagi pihak manajemen, laporan keuangan merupakan cerminan kinerja mereka selama ini. Hasil analisis ini juga memberikan gambaran sekaligus dapat digunakan untuk menentukan arah dan tujuan perusahaan ke depan. Artinya, laporan keuangan dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan dan hal-hal yang dianggap penting bagi pihak manajemen.
Alat analisis keuangan yang biasa digunakan adalah rasio-rasio keuangan seperti:
1. rasio
likuiditas;
2. rasio
solvabilitas;
3. rasio
aktivitas;
4. rasio
rentabilitas;
5. analisis
laba kotor;
6. break even point;
dan
7. rasio
lainnya.
Masing-masing jenis rasio ini akan memberikan makna tersendiri dalam menggambarkan kondisi keuangan perusahaan.
Jika manajer mengetahui kondisi dan posisi perusahaan, hal tersebut dapat memudahkan manajer untuk mengambil keputusan ke depan. Keputusan tidak hanya terkait di bidang keuangan, tetapi berpengaruh terhadap keputusan di bidang produksi, pemasaran, atau sumber daya manusia. Dalam bidang keuangan, sudah pasti akan menjadi ukuran kesuksesan manajer keuangan apabila telah berhasil dalam menggunakan sumber daya perusahaan secara optimal. Demikian pula sebaliknya apabila gagal dalam mencapai target yang telah ditetapkan, hal ini akan menjadi pelajaran bagi manajemen di masa yang akan datang untuk mengambil tindakan yang harus dilakukan.
B. Pengertian Laporan Keuangan
Dalam
praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara serampangan,
tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau strandar yang
berlaku. Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan
dimengerti. Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting bagi
manajemen dan pemilik perusahaan. Di samping itu, banyak pihak yang memerlukan
dan berkepentingan terhadap laporan keuangan yang dibuat perusahaan, seperti
pemerintah, kreditor, investor, maupun para supplier.
Bagi suatu perusahaan, penyajian laporan keuangan secara khusus merupakan salah satu tanggung jawab manajer keuangan. Hal ini sesuai dengan fungsi manajer keuangan, yaitu:
1. merencanakan;
2. mencari;
3. memanfaatkan
dana-dana perusahaan; dan
4. memaksimalkan
nilai perusahaan.
Dengan kata lain, tugas seorang manajer keuangan adalah mencari dana dari berbagai sumber dan membuat keputusan tentang sumber dana yang harus dipilih. Di samping itu, seorang manajer keuangan juga harus mampu mengalokasikan atau mengguanakan dana secara tepat dan benar.
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah pencapaian tujuan manajer keuangan dalam hal memaksimalkan nilai perusahaan. Tercapai tidaknya tujuan ini dapat dilihan dan diukur dari harga saham perusahaan yang bersangkutan. Jadi tugas seorang manajer keuangan memang berat karena dalam praktiknya tidak hanya memerhatikan kepentinga pemegang saham semata, tetapi juga memerhatikan berbagai kepentingan seperti kepentingan manajemen itu sendiri, kreditor, supplier, dan pelanggan.
Dalam hal laporan keuangan, sudah merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini. Kemudian laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan ke depan, dengan melihat berbagai persoalan yang ada baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya.
Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah: laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Sementara itu, untuk laporan lebih luas dilakukan satu tahun sekali. Di samping itu, dengan adanya laporan keuangan, dapat diketahui posisi perusahaan terkini setalah menganalisis laporan keuangan tersebut.
Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam praktiknya dikenal beberapa macam laporan keuangan seperti:
1. neraca;
2. laporan
laba rugi;
3. laporan
perubahan modal;
4. laporan
catatan atas laporan keuangan; dan
5. laporan
kas.
Masing-masing laporan memiliki komponen keuangan tersendiri, tujuan, dan maksud tersendiri.
Neraca merupakan laporan yang menunjukkan jumlah aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Pembuatan neraca biasanya dibuat berdasarkan periode tertentu (tahunan). Akan tetapi, pemilik atau manajemen dapat pula meminta laporan neraca sesuai kebutuhan untuk mengetahui persis berapa harta, utang, dan modal yang dimilikinya pada saat tertentu.
Dalam neraca disajikan berbagai informasi yang berkaitan dengan komponen yang ada di neraca. Secara lengkap informasi yang disajikan dalam neraca meliputi:
1. jenis-jenis
aktiva atau harta (assets) yang
dimiliki;
2. jumlah
rupiah masing-masing jenis aktiva;
3. jenis-jenis
kewajiban atau utang (liability);
4. jumlah
rupiah masing-masing jenis kewajiban;
5. jenis-jenis
modal (equity);
6. jumlah
rupiah masing-masing jenis modal;
kemudian, laporan laba rugi menunjukkan kondisi usaha dalam suatu periode tertentu. Artinya laporan laba rugi harus dibuat dalam suatu siklus operasi atau periode tertentu guna mengetahui jumlah perolehan pendapatan dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba atau rugi.
Seperti halnya neraca, laporan laba rugi memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan. Adapun informasi yang disajikan perusahaan dalam laporan laba rugi meliputi:
1. jenis-jenis
pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode;
2. jumlah
rupiah dari masing-masing jenis pendapatan;
3. jumlah
keseluruhan pendapatan;
4. jenis-jenis
biaya atau beban dalam suatu periode;
5. jumlah
rupiah masing-masing biaya atau beban yang dikeluarkan; dan
6. jumlah
keseluruhan biaya yang dikeluarkan;
7. jasil
usaha yang diperoleh dengan mengurangi jumlah pendapatan dan biaya. Selisih ini
disebut laba atau rugi.
Laporan perubahan modal menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini. Kemudian, laporan ini juga menunjukkan perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya modal. Informasi yang diberikan dalam laporan perubahan modal meliputi:
1. jenis-jenis
dan jumlah modal yang ada saat ini;
2. jumlah
rupiah tiap jenis modal;
3. jumlah
rupiah modal yang berubah;
4. sebab-sebab
berubahnya modal;
5. jumlah
rupiah modal sesudah perubahan.
Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya. Tujuannya adalah agar pengguna laporan keuangan dapat memahami jelas data yang disajikan.
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar di perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan. Baik arus kas masuk maupun arus kas keluar dibuat untuk periode tertentu.
Lengkap tidaknya penyajian laporan keuangan tergantung dari kondisi perusahaan dan keinginan pihak manajemen untuk menyajikannya. Di samping itu juga tergantung dari kebutuhan dan tujuan perusahaan dalam memenuhi kepentingan pihak-pihak lainnya.
Sekali lagi dapat dikatakan bahwa dari laporan keuangan akan tergambar kondisi keuangan suatu perusahaan yang dapat memudahkan manajemen dalam menilai kinerja manajemen perusahaan. Penilaian kinerja akan menjadi patokan atau ukuran apakah manajemen mampu atau berhasil dalam menjalankan kebijakan yang telah digariskan.
C. Tujuan Laporan Keuangan
Seperti
diketahui bahwa setiap laporan keuangan yang dibuat sudah pasti memiliki tujuan
tertentu. Dalam praktiknya terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai,
terutama bagi pemilik usaha dan manajemen perusahaan. Di samping itu, tujuan
laporan keuangan disusun guna memenuhi kepentingan berbagai pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan.
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat dususun secara mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala. Jelasnya adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan pribadi terhadap perusahaan.
Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu:
1. memberikan
informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada
saat ini;
2. memberikan
informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan
pada saat ini;
3. memberikan
informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode
tertentu;
4. memberikan
informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan
dalam suatu periode tertentu;
5. memberikan
informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan
modal perusahaan;
6. memberikan
informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode;
7. memberikan
informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan;
8. informasi
keuangan lainnya.
Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Kemudian, laporan keuangan tidak hanya secadar cukup dibaca saja, tetapi juga harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan perusahaan saat ini. Caranya adalah dengan melakukan analisis keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim dilakukan.
D. Sifat Laporan Keuangan
Pencatatan
yang dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan harus dilakukan dengan
kaidah-kaidah yang berlaku. Demikian pula dalam hal penyusunan laporan keuangan
didasarkan kepada sifat laporan keuangan itu sendiri. Dalam praktiknya laporan keuangan
dibuat:
1. bersifat
historis; dan
2. menyeluruh.
Bersifat historis artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang. Misalnya laporan keuangan disusun berdasarkan data satu atau dua tau beberapa tahun ke belakang (tahun atau periode sebelumnya).
Kemudian, bersifat menyeluruh maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap mungkin. Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian-sebagian (tidak lengkap) tidak akan memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan suatu perusahaan.
Sementara itu, data masa lalu perusahaan yang ditampilkan dalam laporan keuangan merupakan kombinasi (Munawar) dari:
1. fakta
yang telah dicatat;
2. prinsip-prinsip
dan kebiasaan dalam akuntansi;
3. pendapat
pribadi.
Fakta yang telah dicatat (recored fact) artinya laporan keuangan disusun atau dibuat berdasarkan kenyataan yang sebenarnya atau fakta dari catatan akuntansi. Fakta ini diambil dari peristiwa atau kejadian akuntansi pada waktu atau masa lalu, yaitu dari tahun-tahun sebelumnya. Fakta yang tercatat dalam pos-pos yang ada di laporan keuangan dinyatakan dalam harga pada saat terjadinya transaksi. Contoh fakta-fakta yang tercatat pada masa lalu tersebut misalnya:
1. jumlah
uang kas;
2. jumlah
uang di bank;
3. jumlah
persediaan;
4. jumlah
piutang;
5. jumlah
tanah;
6. jumlah
utang; dan
7. jumlah
komponen laporan keuangan lainnya.
Jadi, segala sesuatu yang tercermin dalam laporan keuangan merupakan fakta historis. Oleh karena itu, laporan keuangan tidak menunjukkan kondisi keuangan perusahaan secara utuh ke depan. Artinya, ada pos-pos yang tidak dicatat sehingga tidak tampak dalam laporan keuangan, misalnya adanya pesanan yang tidak dapat dipenuhi atau kontrak-kontrak penjualan dan pembelian yang telah disetujui.
Maksud prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi (accounting convention dan postulate) adalah pencatatan yang terjadi dalam laporan keuangan jelas didasarkan kepada prosedur atau anggapan yang sesuai dengna prinsip-prinsip akuntansi. Dengan kata lain, catatan dalam laporan keuangan tidak dapat dilakukan dengan sekehendak pemilik atau manajemen perusahaan, tetapi harus melalui tata cara atau prosedur yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi. Tujuannya tidak lain adalah agar laporan keuangan yang dibuat perusahaan dapat memudahkan penyusunan, pemeriksaan, dan keseragaman.
Sebagai contoh, alokasi biaya yang dinilai berdasarkan harga belinya atau harga pasar pada saat tanggal penyusunan laporan keuangan. Demikian juga dengan piutang dan persediaan, setiap pencatatan juga ditentukan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.
Hal-hal lain yang juga digunakan dalam menyusun laporan keuangan adalah kebiasaan seperti berikut ini.
1. Menganggap
perusahaan akan berjalan terus-menerus. Dengan demikian, nilai yang tercatat
dalam laporan keuangan merupakan nilai untuk perusahaan yang masih berjalan dan
harga didasarkan pada saat terjadi peristtiwa. Artinya jumlah yang tercatat
dalam laporan keuangan bukan harga nyata atau realisasi pada saat dijual
sekarang atau dilikuidasi.
2. Menganggap
daya beli uang akan tetap stabil. Artinya semua transaksi atau peristiwa
dicatat dalam jumlah uang dan tidak mengadakan perbedaan antara nilai dari
berbagai tahun-tahun sebelumnya.
Sebenarnya hal ini bertentangan dengan kenyataan sebenarnya karena dalam praktiknya justru daya beli uang selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Sebenarnya hal ini bertentangan dengan kenyataan sebenarnya karena dalam praktiknya justru daya beli uang selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Pendapat pribadi (personal judgement) artinya walaupun pencatatan akuntansi dalam laporan keuangan didasarkan kepada dalil-dalil tertentu, penggunaan dari dasar dalil tersebut tergantung dari pendapat manajemen perusahaan. Artinya juga pendapat atau judgement ini juga tergantung dari kemampuan para pembuatnya yang kemudian dikombinasikan dengan fakta serta dalil-dalil akuntansi yang disetujui.
Sebagai contoh, cara-cara untuk menaksir piutang dapat digunakan salah satu dari metode yang tersedia. Demikian juga untuk menentukan harga pokok sediaan mana yang akan dipakai. Contoh lain adalah dalam menentukan metode penyusutan yang akan digunakan dan penentuan umur aktiva juga sangat tergantung dari pendapat pribadi. Pendapat pribadi biasanya didasarkan kepada pengalaman masa lalu seseorang.
Jelasnya, baik prosedur, kebiasaan, anggapan, atau pendapat pribadi ini harus dilakukan secara konsisten dan terus-menerus. Namun, segala sesuatunya tidak kaku dan dapat diubah dengan penjelasan dalam laporan keuangan sehingga pembaca dapat mengerti dan memahami dan tidak terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan laporan keuangan tersebut.
E. Keterbatasan Laporan Keuangan
Kita
mengakui bahwa laporan keuangan yang telah disusun sedemikian rupa terlihat
sempurna dan meyakinkan. Di balik itu semua sebenarnya ada beberapa
ketidaktepatan terutama dalam jumlah yang telah kita susun akibat berbagai
faktor. Sebagai contoh banyaknya pendapat pribadi yang masuk, atau penilaian
berdasarkan nilai historis. Masalah seperti ini kita sebut sebagai keterbatasan
kita dalam menyusun laporan keuangan. Namun, semua ini tidak akan memengaruhi
laporan keuangan secara langsung dan juga tidak akan menghambat kita dalam
menyusun laporan keuangan.
Dalam praktiknya hal-hal dan jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam neraca belum tentu menunjukkan nilai yang realisasi (likuidasi). Hal ini disebabkan karena penyusunan laporan keuangan tidak terlepas dari pendapat pribadi, baik oleh manajemen maupun akuntan. Laporan keuangan juga bukan laporan final dan sifatnya hanya sementara waktu saja.
Anggapan yang digunakan bahwa perusahaan akan berjalan terus sehingga aktiva tetap dinilai berdasarkan nilai-nilai historis, harga perolehan dan pengurangan aktiva tetap berdasarkan akumulasi penyusutannya yang mengakibatkan angka atau jumlah yang tertera dalam laporan keuangan terlihat pasti. Padahal dalam penyusunan dengan standar nilai yang berbeda-beda akan menyebabkan nilainya ikut berbeda pula. Sebagai contoh angka yang tertera dalam laporan keuangan berdasarkan nilai buku yang tentunya sangat berbeda dengan nilai pasar atau penggantinya. Jadi angka yang tertera belum dapat dikatakan tepat benar.
Karena laporan keuangan disusun berdasarkan transaksi yang terjadi pada tanggal dan waktu yang berbeda, nilai sesungguhnya juga menjadi berbeda. Kondisi harga satu transaksi dengan transaksi yang lain tentu berbeda pula akibat harga barang itu sendiri maupun harga barang lain mengalami perubahan. Tentu saja semua ini akan memengaruhi daya beli perusahaan.
Laporan keuangan belum dapat dikatakan mencerminkan keadaan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini disebabkan adanya hal-hal yang belum atau tidak tercatat dalam laporan keuangan tersebut. Sebagai contoh seperti adanya kontrak-kontrak penjualan atau pembelian yang telah disetujui, atau pesanan yang tidak dapat dipengaruhi, namun belum dilaporkan dalma laporan keuangan pada periode tersebut. Kemudian, ada hal-hal yang tidak dapat dinyatakan dalam angka-angka seperti reputasi, prestasi manajernya, dan lainnya.
Oleh karena itu, setiap laporan keuangan yang disusun pasti memiliki keterbatasan tertentu. Berikut ini beberapa keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan.
1. Pembuatan
laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), di mana data-data yang diambil dari data masa lalu.
2. Laporan
keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan hanya untuk pihak
tertentu saja.
3. Proses
penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-pertimbangan
tertentu.
4. Laporan
keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi ketidakpastian. Misalnya
dalam suatu peristiwa yang tidak menguntungkan selalu dihitung kerugiannya.
Sebagai contoh harta dan pendapatan, nilainya dihitung dari yang paling rendah.
5. Laporan
keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam memandang
peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.
Keterbatasan laporan keuangan tidak akan mengurangi arti nilai keuangan secara langsung karena hal ini memang harus dilakukan agar dapat menunjukkan kejadian yang mendekati sebenarnya, meskipun perubahan berbagai kondisi dari berbagai sector terus terjadi. Artinya selama laporan keuangan disusun sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, maka inilah yang dianggap telah memenuhi syarat sebagai suatu laporan keuangan.
F. Pemeriksaan Laporan Keuangan (Audit)
Dalam
praktiknya laporan keuangan yang telah disusun perlu dilakukan pemeriksaan
(audit) lebih lanjut. Tujuannya adalah agar laporan keuangan tersebut
benar-benar dapat dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak, baik kepada
pemilik maupun pihak luar perusahaan. Artinya segala sesuatu yang berhubungan
dengan aktivitas perusahaan dilaporkan secara benar sehingga berbagai pihak
yang membutuhkan informasi tentang keuangan perusahaan dapat membaca dan
menganalisis dari laporan keuangan yang telah diperiksa kebenarannya. Di
samping itu, pihak yang mengaudit laporan keuangan perusahaan juga harus
merupakan lembaga resmi yang telah ditetapkan, terutama untuk kepentingan
pihak-pihak di luar perusahaan.
Dalam praktiknya, pemeriksaan laporan keuangan dapat dilakukan oleh dua pihak, yaitu:
1. Pihak
dalam (intern) perusahaan;
2. Pihak
luar (ektern) perusahaan.
Pemeriksaan laporan keuangan yang pertama oleh intern perusahaan, artinya oleh pemeriksaan yang memang sudah disiapkan pihak perusahaan. Dalam hal ini mereka dapat memperoleh data secara bebas sesuai dengan data aslinya. Pemeriksaan dilakukan sesuai dengan fakta yang sesungguhnya. tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan laporan keuangan pasti terdapat kekurangan, baik yang disengaja maupun yang tidak. Oleh karena itu, pemeriksaan oleh intern perusahaan sangat penting dilakukan sebelum dilakukan oleh pihak luar perusahaan.
Pemeriksaan oleh pihak luar perusahaan dilakukan oleh akuntan publik yang sudah memperoleh izin. Akuntan akan memberi penilaian setelah meneliti dengan standard an prosedur pemeriksaan yang lazim. Pendapat wajar atau tidak wajar akan diberikan apabila laporan keuangan disusun telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim yang telah diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Dengan demikian, laporan ini dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengambil keputusan.
G. Pihak-pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan
Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, laporan keuangan disusun berdasarkan berbagai
tujuan. Tujuan utamanya adalah untuk kepentingan pemilik dan manajemen
perusahaan dan memberikan informasi kepada berbagai pihak yang sangat
berkepentingan terhadap perusahaan. Artinya pembuatan dan penyusunan laporan
keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, baik pihak intern
maupun ekstern perusahaan. Pihak yang paling berkepentingan tentunya pemilik
usaha dan manajemen itu sendiri. Sementara itu, pihak luar adalah mereka yang
memiliki hubungan, baik langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan.
Masing-masing pihak memiliki kepentingan tersendiri tergantung dari sudut mana
kita memandangnya.
Berikut ini penjelasan masing-masing pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan.
1. Pemilik
Pemilik
pada saat ini adalah mereka yang memiliki usaha tersebut. Hal ini tercermin
dari kepemilikan saham yang dimilikinya. Kepentingan bagi para pemegang saham
yang merupakan pemilik perusahaan terhadap hasil laporan keuangan yang telah
dibuat adalah:
a. Untuk
melihat kondisi dan posisi perusahaan saat ini.
b. Untuk
melihat perkembangan dan kemajuan perusahaan dalam suatu periode. Kemajuan
dilihat dari kemampuan manajemen dalam menciptakan laba dan pengembangan aset
perusahaan. Dari laporan ini pemilik dapat menilai kedua hal tersebut apakah
ada perubahan atau tidak. Kemudian, jika memperoleh laba, pemilik akan atau
berapa dividen yang akan diperolehnya.
c. Untuk
menilai kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan. Artinya penilaian
diberikan untuk manajemen perusahaan ke depan, apakah perlu pergantian
manajemen atau tidak. Kemudian, disusun rencana berikutnya untuk menentukan
langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan baik penambahan maupun perbaikan.
2. Manajemen
Kepentingan
pihak manajemen perusahaan terhadap laporan keuangan perusahaan yang mereka
juga buat juga memiliki arti tertentu. Bagi pihak manajemen laporan keuangan
yang dibuat merupakan cermin kinerja mereka dalam suatu periode tertentu. Berikut
ini nilai penting laporan keuangan bagi manajemen.
a. Dengan
laporan keuangan yang dibuat, manajemen dapat menilai dan mengevaluasi kinerja
mereka dalam suatu periode, apakah telah mencapai target-target atau tujuan
yang telah ditetapkan atau tidak.
b. Manajemen
juga akan melihat kemampuan mereka mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki
perusahaan yang ada selama ini.
c. Laporan
keuangan dapat digunakan untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
perusahaan saat ini sehingga dapat menjadi dasar pengambilan keputusan di masa
yang akan datang.
d. Laporan
keuangan dapat digunakan untuk mengambil keputusan keuangan ke depan
berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, baik dalam hal
perencanaan, pengawasan, dan pengendalian ke depan sehingga target-target yang
diinginkan dapat tercapai.
Dalam menilai kinerjanya, pihak manajemen dapat membuat ukuran tersendiri yang ditentukan sebelumnya seperti berikut ini.
a. Pertumbuhan
laba yang diperoleh dalam suatu periode, apakah mencapai target atau bahkan
melebihi target. Jika mencapai target atau melebihi target, manajemen dapat
dikatakan berhasil. Namun, sebaliknya jika perolehan laba tidak mencapai
target, mereka dapat dikatakan gagal dalam menjalankan misi perusahaan.
b. Bagaimana
pengembangan sumber daya perusahaan seperti pengembangan aset yang dimiliki,
apakah mengalami penambahan atau justru sebaliknya? Dari sudut ini terlihat
bahwa kita dapat menilai apakah pihak manajemen bekerja secara efisien atau
tidak.
c. Pada
akhirnya bagi manajemen, laporan keuangan ini juga akan menentukan mereka untuk
memperoleh kompensasi berupa bonus, karier atau sebaliknya dari pemilik usaha. Tentu
saja jika mencapai target seperti yang telah ditetapkan atau bahkan melebihi
target, sudah merupakan kewajiban perusahaan untuk memberikan penghargaan atas
jerih payah yang dilakukan seperti bonus, dan peningkatan jenjang karier.
3. Kreditor
Kreditor
adalah pihak penyandang dana bagi perusahaan. Artinya pihak pemberi dana
seperti bank atau lembaga keuangan lainnya. Kepentingan pihak kreditor terhadap
laporan keuangan perusahaan adalah dalam hal member pinjaman atau pinjaman yang
telah berjalan sebelumnya. Bagi pihak kreditor, prinsip kehati-hatian dalam
menyalurkan dana (pinjaman) kepada berbagai perusahaan sangat diperlukan. Kepentingan
pihak kreditor antara lain sebagai berikut.
a. Pihak
kreditor tidak ingin usaha yang dibiayainya mengalami kegagalan dalam hal
pembayaran kembali pinjaman tersebut (macet). Oleh karena itu, pihak kreditor,
sebelum menguncurkan kreditnya, terlebih dahulu melihat kemampuan perusahaan
untuk membayarnya. Salah satu ukuran kemampuan perusahaan dapat dilihat dari
laporan keuangan yang telah dibuat.
b. Pihak
kreditor juga perulu memantau terhadap kredit yang sudah berjalan untuk melihat
kepatuhan perusahaan membayar kewajibannya. Oleh karena itu, kelayakan usaha
yang akan dibiayai dan besarnya jumlah pinjaman yang disetujui akan tergambar
dari laporan keuangan yang dibuat.
c. Pihak
kreditor juga tidak ingin kredit atau pinjaman yang diberikan justru menjadi
beban nasabah dalam pengembaliannya apabila ternyata kemampuan perusahaan di
luar dari yang diperkirakan.
4. Pemerintah
Pemerintah
juga memiliki nilai penting atas laporan keuangan yang dibuat perusahaan. Bahkan
pemerintah melalui Departemen Keuangan mewajibkan kepada setiap perusahaan
untuk menyusun dan melaporkan keuangan perusahaan secara periodik. Arti penting
laporan keuangan bagi pihak pemerintah adalah:
a. Untuk
menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan seluruh keuangan perusahaan yang
sesungguhnya;
b. Untuk
mengetahui kewajiban perusahaan terhadap Negara dari hasil laporan keuangan
yang dilaporkan. Dari laporan ini akan terlihat jumlah pajak yang harus dibayar
kepada negara secara jujur dan adil.
5. Investor
Investor
adalah pihak yang hendak menanamkan dana di suatu perusahaan. Jika suatu
perusahaan memerlukan dana untuk memperluas usaha atau kapasitas usahanya di
samping memperoleh pinjaman dari lembaga keuangan seperti bank dapat pula
diperoleh dari para investor melalui penjualan saham. Dalam memilih sumber dana
pihak perusahaan memiliki berbagai pertimbangan tentunya seperti faktor bunga
dan jumlah angsuran ke depan. Namun, di sisi lain, perusahaan juga ingin
memberikan peluang kepemilikan kepada masyarakat atau pihak lainnya.
Bagi investor yang ingin menanamkan dananya dalam suatu usaha sebelum memutuskan untuk membeli saham, perlu mempertimbangkan banyak hal secara matang. Dasar pertimbangan investor adalah dari laporan keuangan yang di sajikan perusahaan yang ditanamnya. Dalam hal ini investor akan melihat prospek usaha ini sekarang dan masa yang akan datang. Prospek yang dimaksud adalah keuntungan yang akan diperolehnya (dividen) serta perkembangan nilai saham ke depan. Setelah itu, barulah investor dapat mengambil keputusan untuk membeli saham suatu perusahaan atau tidak.
Langganan:
Postingan (Atom)