Mata
Kuliah : Manajemen Operasional
Prog.
Studi : S1 MS5
Semester : 5 SP
Dosen
Pengasuh : Ardaniah Abbas, S.E., A.K., C.A.
MANAJEMEN KUALITAS
Oleh:
KELOMPOK 8
·
Heri Parrang
·
Rizky Sumandani
·
Ilmawati (1211557)
·
Asriani
·
Irwan
·
Asrul
·
Nuklir Prahara
·
Yudi Kurniawan
SEKOLAH TINGGI
ILMU EKONOMI (STIE)
TRI DHARMA
NUSANTARA
MAKASSAR
2014
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sebuah organisasi tentu
memerlukan perencanaan strategis dalam mengembangkan
dan menumbuhkan bisnisnya.
Perencanaan strategis ini
dapat bersifat sementara atau pun bersifat jangka panjang. Konsep dasar Total
Quality Management merupakan salah satu acuan dalam Manajemen Strategi Organisasi.
Bagaimanapun juga strategi yang
paling handal adalah mengutamakan kualitas
dibandingkan kuantitas.
Kualitas dari segala macam produk dan layanan yang anda miliki
sebagai nilai jual kepada pelanggan, stakeholder atau rekanan.
Dr. Joseph M Juran salah satu Guru dalam Bidang
Manajemen Kualitas memberikan definisi tentang
manajemen kualitas sebagai
kumpulan aktivitas dan kegiatan yang
berkaitan dengan kualitas dan
memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1.
Kualitas adalah bagian dari setiap Agenda
Manajemen Atas (Top Management).
Manajemen Atas
merupakan salah satu Pengendali Organisasi dalam menjalani Visi dan Misi
Perusahaan, dan untuk mencapai Sasaran serta Cita-cita Bisnis yang telah
dicanangkan, maka perlu adanya Agenda Kerja yang terintegrasi di semua lapisan
organisasi.
2.
Tujuan dan Sasaran Kualitas selalu masuk dalam
Rencana Bisnis (Business Plan)
Tumbuh Kembang
Perusahaan diawali dengan Business Plan yang jelas, setelah Anda mempunyai
Business Model yang akan dijalankan, selanjutnya kelengkapan dari sisi
Infrastruktur dan Substansi Bisnis harus didukung dengan sebuah Perencanaan
yang Strategis. Kualitas menjadi salah satu poin penting dalam Business
Plan.
3.
Tujuan dan Sasaran selalu fokus pada Pelanggan
dan Kesesuaian Kompetisi Pasar serta mengacu pada Peningkatan Kualitas Tahunan
Tidak ada
namanya Bisnis jika Anda tidak melakukan Penjualan. Dan penjualan sangat
relevan dengan pelanggan. Sedemikian Peningkatan Kualitas akan terkait dengan
Keinginan dan Kebutuhan Pelanggan dan Pasar.
4.
Sasaran Manajemen Kualitas selalu disebar dalam
Tingkatan Pengambil Tindakan (Execution Level)
Rencana yang
Strategis dan Matang tidak akan terwujud dalam sebuah Performa dan Kinerja yang
Sukses jika hanya menjadi Wacana di tingkat Pengambil Kebijakan. Karena
itulah Manajemen Kualitas akan disebarkan diseluruh Pengambil Tindakan atau
Level Eksekusi.
5.
Pelatihan atau Training dilaksanakan disemua
Tingkat
Untuk membuat
sebuah Rencana Strategis berhasil diperlukan persamaan persepsi dan pemahaman
akan Manajemen Kualitas. Anda perlu melakukan Sosialisasi dan Pelatihan
tentang Manajemen Kualitas disemua Lapisan Organisasi.
6.
Pengukuran Manajemen Kualitas berlaku
menyeluruh di semua level organisasi
Proses yang berjalan dengan Baik pada akhirnya memberikan Hail yang baik
pula, dan untuk menghindari adanya Penyimpangan dan Penyalahgunaan Wewenang
atau Kebijakan, diperlukan Pengukuran Kerja yang bersifat Periodik ataupun
Tentative, sehingga Manajemen Kualitas bernilai sempurna sejak direncanakan
sampai dilaksanakan.
7. Pengawasan
atau Monitoring dari Manajemen Atas terhadap Hasil yang telah dicapai dengan
Sasaran yang diinginkan
Pengukuran akan
diimbangi dengan Pengawasan atau Monitoring. Jika terdapat Kendala yang masih
dalam lingkup toleransi, maka Rencana Strategis masih dapat diteruskan dengan
sedikit modifikasi lainnya.
8. Adanya
Penghargaan atau Reward kepada level dengan Kinerja Terbaik
Bagaimana pun,
sebuah Kerja memerlukan Apresiasi dan Penghargaan. Reward membangkitkan
Semangat dan Passion setiap Karyawan Anda dalam mencapai Kinerja Maksimal.
9. Sistem
Penghargaan (Reward) selalu mengalami Perbaikan dari waktu ke waktu
Setiap Waktu
reward dan penghargaan perlu disesuaikan menurut Situasi dan Kondisi
Kerja. Tidak mungkin penghargaan tahun sebelumnya masih menjadi acuan di
tahun ini.
Manajemen Kualitas adalah fundamental
dalam sebuah strategi perusahaan.
Ketika Organisasi selalu bermain dalam lingkungan kualitas yang baik, maka hasil dan kinerja akan
berlaku untuk jangka panjang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa arti dan tujuan dari manajemen kualitas?
2. Bagaimana perencanaan standar kualitas, penentuan dan pengawasannya?
3. Apa itu inspeksi?
4. Bagaiamana sistem pengawasan kualitas statistical dan model Jepang?
BAB II
Pembahasan
A. Arti dan Tujuan Dari Manajemen Kualitas
Pada dasarnya manajemen kualitas (Quality
Management) atau manajemen kualitas terpadu (total quality management)
didefinisikan sebagai suatu cara untuk meningkatkan performansi secara terus
menerus (continuous performance improvement) pada setiap level operasi
atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan
menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia.
ISO 8402 (quality vocabulary)
mendefinisikan “manajemen kualitas sebagai semua aktivitas dari fungsi
manajemen secara keseluruhan yang menentukan kebijaksanaan kualitas,
tujuan-tujuan dan tanggung jawab, serta mengimplementasikannya melalui
alat-alat seperti perencanaan kualitas (quality planning), pengendalian
kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance)
dan peningkatan kualitas (quality improvement). Tanggung jawab untuk
manajemen kualitas ada pada semua level dari manajemen, tetapi harus
dikendalikan oleh manajemen puncak (top management), dan implementasinya
harus melibatkan semua anggota organisasi.”
Mengapa inti bisnis dalam era globalisasi yang
akan datang harus berfokus pada kualitas? Karena kualitas dalam era globalisasi
telah menjadi harapan dan keinginan semua orang khususnya pelanggan. Oleh
karena itu, para pelaku bisnis dan produsen harus terus berusaha mengembangkan
konsepsi dan teknologi kualitas sejalan dengan trend globalisasi. Bahkan banyak
perusahaan yang secara progresif mencari pola manajemen yang dianggap paling
efektif untuk menyiasati kualitas dalam era globalisasi. Pola manajemen
kualitas yang dianggap paling efektif tersebut harus mampu menjadi strategi
kompetisi yang paling dapat diandalkan.
Ada tiga
komponen utama dari manajemen mutu. Mereka
adalah pengendalian mutu, jaminan
mutu dan peningkatan kualitas. Manajemen mutu berfokus pada kualitas produk dan
layanan yang ditawarkan oleh organisasi serta sarana yang berkualitas ini
tercapai. Karena ini menggunakan jaminan kualitas dan pengendalian proses dan
produk dalam upaya untuk lebih konsisten.
Kontrol
kualitas adalah proses mengendalikan berbagai elemen yang membantu organisasi
mempertahankan kualitas yang baik baik dalam produksi produk dan aspek kepuasan
pelanggan. Ini adalah bagian penting dari manajemen mutu keseluruhan karena
membantu untuk menentukan tingkat kualitas yang dicapai.
Jaminan Kualitas memungkinkan pemimpin organisasi untuk
mengetahui bahwa apa yang mereka memproduksi memenuhi atau melebihi standar
yang ditetapkan yang akan menyamai kualitas tertinggi dalam semua proses pada
akhirnya. Hal ini penting karena membantu eksekutif
perusahaan tahu persis apa yang terjadi sehingga perbandingan dapat dibuat
dengan apa yang akan terjadi sehingga tercipta keseimbangan yang baik.
Peningkatan
kualitas adalah proses yang membantu organisasi meningkatkan produk mereka
layanan dan kepuasan pelanggan secara keseluruhan. Setiap kali terjadi masalah
atau ketika perubahan diperlukan peningkatan kualitas memainkan peran penting
dalam membuat mereka semua terjadi dengan cara yang mempromosikan produktivitas
dan profitabilitas.
Sebelum manajemen mutu benar dapat dilaksanakan pemimpin
organisasi harus terlebih dahulu mendapatkan pemahaman yang baik tentang apa
kualitas yang baik dan bagaimana hal itu telah berkembang selama bertahun-tahun
dalam bisnis mereka. Mereka juga harus memahami prinsip-prinsip yang
digunakan sehingga mereka akan lebih mampu untuk membuat perbedaan yang benar
dalam hal peningkatan produk dan layanan dan evaluasi.
Ada standar
manajemen mutu yang harus dipenuhi untuk mempertahankan tingkat kualitas yang
telah datang yang diharapkan di berbagai industri. Hal ini juga membantu
eksekutif dalam memahami tujuan sebenarnya dari manajemen mutu sehingga
kemudian dapat digunakan dalam cara yang terbaik untuk mencapai hasil akhir
yang diinginkan.
B. Perencanaan Standar Kualitas, Penentuan dan
Pengawasannya
Pengawasan kualitas yang baik akan membantu dalam kelancaran proses
produksi, sehingga aktivitas produksi akan dapat mencapai sasarannya. Dengan
adanya pengawasan kualitas kemungkinan dapat mengurangi biaya-biaya yang
diperlukan yaitu dengan cara memperkecil jumlah kerusakan dan pemborosan yang
terjadi dalam produksi dan dapat dihindari.
Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa setiap aktivitas
pengawasan kualitas merupakan usaha tercapainya tujuan dalam pengawasan
produksi. Jadi pengawasan kualitas mempunyai hubungan yang erat dengan
pengawasan produksi dan tidak adanya pengawasan terhadap kualitas akan
mengakibatkan perusahaan berjalan tidak efisien yang pada akhirnya proses
produksi tidak akan berjalan lancar. Dalam melaksanakan kegiatan proses
produksi biasanya terdapat beberapa pilihan dalam hal peralatan proses produksi
yang akan dipakai, mulai dari penentuan tempat operasi, perencanaan gedung yang
sesuai, sampai kepada penentuan dan pilihan mesin-mesin serta fasilitas
produksi lainnya. Sehingga rancangan produksi barang yang akan diproses tidak
terlepas dari standar kualitas produk perusahaan, yang akan memudahkan untuk melakukan
pengawasan produk akhir. Memang perlu disadari bahwa tidak ada produk yang
sempurna dan mempunyai spesifik produk yang sama dengan apa yang ditentukan
dalam standar. Tetapi dengan adanya batasan-batasan pengawasan dan batasan
toleransi tertentu dapat diambil keputusan apakah produk tersebut layak untuk
dipasarkan.
Adapun langkah-langkah yang perlu diambil oleh keputusan dalam
perencanaan penentuan standar kualitas adalah:
1. Mempertimbangkan persaingan dan kualitas produk pesaing,
2. Mempertimbangkan kegunaan terakhir produk,
3. Kualitas harus sesuai dengan harga jual,
4. Perlu tim yang berkecimpung dalam bidang-bidang:
a) penjualan yang mewakili konsumen
b) teknik yang mengatur desain dan kualitas
c) pembelian yang menentukan kualitas bahan
d) produk yang menentukan biaya produksi berbagai kualitas alternatif,
5. Setelah ditentukan dan disesuaikan keinginan konsumen dengan
kendala teknologi, maka bahan baku produksinya harus tersedia dan terpelihara
kualitasnya. Hal ini dilaksanakan oleh staf pengamat produksi. Pemeriksaan
hanya mengecek keefektifan pekerja bagian produksi dalam menghasilkan barang sesuai
dengan standar kualitas.
Untuk mencapai standar kualitas perlu dilakukan suatu pengawasan,
karena kualitas produk dapat mempengaruhi luasnya pasar perusahaan. Meskipun
dari setiap produk tidak memiliki keseragaman kualitas, tetapi pada dasarnya
produk itu mempunyai batasan yang telah ditetapkan. Dengan adanya batasan
kualitas dapat mengurangi pemborosan dan penurunan terhadap biaya produksi,
dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja. Selain itu juga dapat
menekan jumlah kerusakan produk. Jangan sampai produk yang dihasilkan mempunyai
perbedaan kualitas antara produk yang satu dengan produk yang lainnya, sehingga
perbedaan kualitas produk akan dapat teratasi.
Pengawasan kualitas menentukan komponen mana yang rusak dan menjaga
agar bahan-bahan untuk masa mendatang jangan sampai rusak. Pengawasan kualitas
merupakan alat bagi manajemen dalam memperbaiki kualitas produk bila
diperlukan, mempertahankan kualitas yang sudah tinggi, dan mengurangi jumlah
bahan yang rusak. Dalam menjalankan pengawasan tersebut sering dipergunakan
metode statistik yang disebut Statistical Quality Control (pengawasan penetapan mutu).
Salah satu proses operasional yang penting
dalam aspek produksi untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut adalah dengan
pengawasan produksi (production control). Pengawasan tidak dapat
diadakan tanpa adanya perencanaan, sebaliknya perencanaan dapat dilakukan tanpa
pengawasan. Hanya dalam hal yang disebut terakhir maka pelaksanaan rencana yang
telah digariskan tidak dapat dijamin. Pengawasan berusaha untuk memberikan agar
pelaksanaan rencana itu sesuai dengan apa yang telah ditentukan.
Dimuka telah dinyatakan bahwa pengawasan tidak dapat dipisahkan dari rencana
atau tujuan tertentu, maka dalam pengawasan perlu diketahui :
1.
Tujuan yang telah ditetapkan.
2.
Cara menilai atau mengukur aktivitas yang
dijalankan.
3.
Cara membandingkan aktivitas dengan pedoman
yang telah ditentukan.
4.
Cara untuk mengadakan perbaikan terhadap
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi agar tujuan yang telah ditentukan dapat
dicapai.
Dalam suatu kegitan
produksi di suatu perusahaan mungkin saja terjadi penyimpangan atau kesalahan
dari apa yang diharapkan atau direncanakan sebelummnya. Dengan adanya
pengawasan produksi maka dapat dicari sebab-sebab timbulnya penyimpangan,
berapa besar penyimpangan dan kesalahan tersebut dan kemungkinan-kemungkinan
untuk memperkecil dan menghindari serta mencari kemungkinan tentang dasar-dasar
perbaikan atas penyimpangan-penyimpangan tersebut.
Adapun yang dimaksud dengan pengawasan menurut
George R. Terry (1980 : 23) adalah mengukur
pelaksanaan dengan tujuan-tujuan , menentukan sebab-sebab
penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan korektif dimana perlu.
Perusahaan yang melaksanakan fungsi pengawasan
produksi ini akan memperoleh beberapa keuntungan antara lain :
1.
Dapat membantu tercapainya operasi produksi
yang efisien.
2.
Membantu merencanakan prosedur pengerjaan yang
kacau dan sembarangan menjadi lebih sederhana.
3.
Tercapainya kegiatan yang dibutuhkan pada titik
yang minimum, sehingga dapat dilakukan penghematan dalam penggunaan tenaga
kerja dan bahan.
Jadi pengawasan produksi membantu pelaksanaan
operasi produksi agar lebih efisien dan lancar dengan biaya yang minimal pada
tingkat hsil tertentu.
C. Inspeksi
Inspeksi
merupakan bagian penting dari program pengawasan kualitas, inspeksi mencakup
penentuan mengenai apakah suatu input memenuhi standar kualitas yang
mengakibatkan terjadinya kerusakan input atau output. Untuk dapat menilai input
maupun output, dapat dilakukan dengan cara berikut :
a)
Teknik Sampling
Dapat dilakukan
dengan mengambil sampel acak dari input atau output dengan anggapan bahwa
sampel acak dengan jumlah yang memadai wakil dari semua kualitas item yang
diteliti. Teknik sampling ini sangat tepat digunakan apabila (1) volume item
begitu besar dan bersifat homogen, (2) waktu sangat terbatas, (3) inspeksi
merusak item, (4) biaya kerusakan
(defect cost) tinggi. Akan tetapi penggunaan teknik sampling ini akan
menimbulkan resiko, baik yang ditanggung oleh produsen maupun resiko yang
ditanggung konsumen, sebagai akibat dari kesalahan sampling ( sampling eror)
b)
Teknik Pemeriksaan Lengkap
Teknik ini
menghendaki agar input dan output diperiksa kualitasnya. Teknik pemeriksaan
lengkap, dapat menggunakan waktu yang cukup panjang bahkan mungkin
berulang-ulang yang dapat melelahkan pemeriksa. Untuk melaksanaakan proses
pengawasan yang tepat dalam proses transformasi terdapat beberapa titik penting
dimana letak pengawasa harus dilakukan yaitu :
·
Pada saat menerima input
·
Sebelum prose transformasi
·
Pada saat proses transformasi
·
Setelah proses transformasi
·
Ketika para konsumen mengeluh (Zulian Yamit,
2003)
D. Sistem Pengawasan Kualitas Statistikal dan
Model Jepang
Terdapat
2 elemen yang perlu dilakukan pengawasan (dilihat dari sistem operasi) yaitu:
1. Pengawasan input → yang dilakukan dengan sampling penerimaan (acceptance
sampling).
Untuk menentukan diterima/ditolaknya suatu
item, seperti dalam menerima bahan baku, komponen atau sub komponen.
2. Pengawasan proses transformasi → dilakukan dengan pengawasan proses (process
control).
Dilakukan secara teratur pada saat proses
sedang berlangsung untuk menentukan apakah elemen sistem mengalami kerusakan
atau salah fungsi.
Tipe
pengawasan yang bisa digunakan baik pada pengawasan proses maupun sampling
penerimaan adalah melakukan:
a. Pemeriksaan terhadap variabel (control by variable) → berkaitan
dengan berat, panjang, derajat, intensitas atau variabel lain yang dapat
diskala.
b. Pemeriksaan terhadap atribut (control by attribute) →
mempertimbangkan variabel dikotomi, seperti benar-salah, baik-cacat, tepat
waktu-terlambat, berat-ringan, panas-dingin, lemah-kuat, panjang-pendek, dan
karakteristik lain yang tidak perlu diukur dengan ketepatan yang lebih selain ya
atau tidak.
Selanjutnya, kami akan membahas mengenai konsep
manajemen dan organisasi yang dikembangkan dengan tujuan
meningkatkan kinerja
organisasi. Konsep tersebut adalah Total
Quality Control (Pengendalian Mutu Terpadu) diprakarsai oleh Dr. J.M. Juran dan Dr. E.W. deming dan dikembangkan
di Jepang oleh Kaoru
Ishitawa dengan menerapkan Quality Control Circle (QCC) atau gugus Kendali Mutu (GKM). GKM adalah salah satu
konsep baru untuk meningkatkan
mutu dan produktivitas kerja industri/jasa. Terbukti bahwa salah satu factor keberhasilan
industrialisasi di Jepang adalah penerapan
GKM secara efektif. Karena keberhasilan ini, sejumlah negara industri maju dan sedang berkembang
termasuk Indonesia, menerapkan
GKM diperusahaan-perusahaan industri guna meningkatkan
mutu, produktivitas dan daya saing. GKM adalah
sekelompok kecil karyawan yang terdiri dar 3 – 8 orang dari unit kerja yang
sama, yang dengan sukarela secara berkala dan berkesinambungan mengadakan
pertemuan untuk melakukan kegiatan pengendalian mutu di tempat kerjanya dengan
menggunakan alat kendali mutu dan proses pemecahan masalah. GKM merupakan
bagian integral dari PMT dalam suatu organisasi. Tujuan GKM ini adalah untuk
mendayagunakan seluruh asset yang dimiliki perusahaan / instansi terutama
sumber daya manusianya secara lebih baik, guna meningkatkan mutu dalam arti
luas.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Pada dasarnya
manajemen kualitas (Quality Management) atau manajemen kualitas terpadu
(total quality management) didefinisikan sebagai suatu cara untuk
meningkatkan performansi secara terus menerus (continuous performance
improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area
fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia
dan modal yang tersedia.
Manajemen Kualitas adalah fundamental
dalam sebuah strategi perusahaan.
Ketika Organisasi selalu bermain dalam lingkungan kualitas yang baik, maka hasil dan kinerja akan
berlaku untuk jangka panjang.
B. Saran
Sebelum manajemen mutu benar dapat dilaksanakan pemimpin
organisasi harus terlebih dahulu mendapatkan pemahaman yang baik tentang apa
kualitas yang baik dan bagaimana hal itu telah berkembang selama bertahun-tahun
dalam bisnis mereka. Mereka juga harus memahami prinsip-prinsip yang
digunakan sehingga mereka akan lebih mampu untuk membuat perbedaan yang benar
dalam hal peningkatan produk dan layanan dan evaluasi.
Ada
standar manajemen mutu yang harus dipenuhi untuk mempertahankan tingkat
kualitas yang telah datang yang diharapkan di berbagai industri. Hal ini juga
membantu eksekutif dalam memahami tujuan sebenarnya dari manajemen mutu
sehingga kemudian dapat digunakan dalam cara yang terbaik untuk mencapai hasil
akhir yang diinginkan.
Daftar Pustaka
http://prosesdokumentasi.wordpress.com/2012/09/16/tujuan-manajemen-mutu/
MAAF SAYA MAU MINTAH KALO AYA
BalasHapusBISA DOWNLOAD MAKALAH KE EMAI S
Maaf kalau bolehsaya download apa bisa kirim ke email saya. Terimakasih
BalasHapus