Mata Kuliah : Manajemen Operasional
Prog. Studi : S1 MS5
Semester : 5 SP
Dosen Pengasuh : Andi Makkulawu Pennyiwi Kessi, S.E., M.Si.
PROSES PERENCANAAN STRATEGI DALAM MENANGANI BURUKNYA ANGGAPAN MASYARAKAT
MENGENAI MLM
Oleh:
KELOMPOK 5
Ilmawati (1211557)
Asriani (1211671)
SEKOLAH TINGGI
ILMU EKONOMI (STIE)
TRI DHARMA
NUSANTARA
MAKASSAR
2014
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Perencanaan
strategis adalah proses yang
dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi atau
arahan, serta mengambil keputusan untuk
mengalokasikan sumber dayanya
(termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk
mencapai strategi ini. Tujuan strategi adalah keuntungan kompetitif yang dapat
dipertahankan, yang dapat muncul dari bagian maupun dari kegiatan organisasi.
Tiga
alasan pentingnya perencanaan strategis :
·
Perencanaan strategi memberikan keragka dasar
bagi perencanaan-perencanaan lainnya;
·
Pemahaman terhadap perencanaan strategis akan
mempermudah pemahaman bentuk perencanaan lainnya;
·
Perencanaan strategis merupakan titik permulaan
bagi penilaian kegiatan manajer dan organisasi.
Dalam makalah kali ini, kami akan membahas lebih lanjut
mengenai proses pembuatan strategi yang akan kami terapkan dalam sebuah
perusahaan. Fokus utama strategi perusahaan adalah:
·
Pembuatan keputusan, dan
·
Proses pembuatan keputusan tentang strategi.
Dua hal di atas adalah sub pokok yang akan
kami bahas lebih lanjut. Sebagai contoh bentuk pelaksanaannya kami akan
menggunakan salah satu perusahaan kosmetik bernama Oriflame. Oriflame
Indonesia mulai beroperasi sejak tahun 1986 dan merupakan pemimpin pasar dengan
kosmetik alami Swedia-nya. Dibawah bendera PT. Orindo Alam Ayu, Oriflame
merupakan pelopor perusahaan Network Marketing/sistem penjualan langsung/ MLM (Multi
Level Marketing) yang terpercaya di Indonesia. Oriflame
menawarkan peluang bisnis bagi orang-orang yang ingin menghasilkan uang sejak
hari pertama bergabung dan memenuhi impian melalui konsep bisnis - "Make
Money Today and Fulfil Your Dreams Tomorrow".
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pembuatan keputusan itu?
2.
Bagaimana proses pembuatan keputusan tentang strategi?
Bab II
Pembahasan
A. Pembuatan Keputusan
Pembuatan keputusan adalah proses pemikiran dan tindakan
yang mengarahkan pada suatu keputusan. Keputusan adalah memilih diantara dua
atau lebih alternatif yang tersedia. Karena itu, pertama-tama kami akan
memfokuskan suatu masalah terlebih dahulu untuk kemudian dilakukan pembuatan
keputusan.
Masalah yang akan kami bahas adalah mengenai sistem
penjualan langsung / network marketing / MLM (Multi Level Marketing)
yang digunakan oleh beberapa perusahaan, namun yang akan kami ambil contoh
adalah Oriflame.
Network Marketing atau
Pemasaran Jaringan atau sering disebut bisnis MLM (Multi Level Marketing)
merupakan salah satu jenis bisnis pemasaran produk yang berbeda dibanding
bisnis tradisional pada umumnya, karena produk yang dipasarkan langsung sampai
ke tangan konsumen/pelanggan tanpa melalui jaringan distribusi yang panjang
seperti pada bisnis tradisional/konvensional. Sehingga terlihat jelas bahwa
bisnis network marketing merupakan efisiensi dari jalur pemasaran yang
panjang sekali seperti pada bisnis tradisional. Sehingga dengan adanya
efisiensi tersebut maka pengeluaran biaya dari pabrik sampai ke pelanggan bisa
ditekan dan dibagi buat para distributornya dengan pembagian yang adil.
Akan
tetapi bisnis network marketing juga banyak menemui pro dan kontra di
kalangan masyarakat luas. Memang benar ada beberapa perusahaan yang berkedok
sebagai bisnis jaringan, yang biasanya kita kenal dengan nama Money
Game dan Arisan Berantai. Jenis bisnis
seperti itu biasanya tanpa menawarkan produk dan walaupun ada maka produknya
tidak berkualitas. Selain itu yang bergabung diawal selalu dapat keuntungan
besar sehingga hanya bisnis tipuan semata. Maraknya bisnis semacam ini di
masyarakat maka banyak orang yang menjadi korban, karena bisnis semacam itu
paling lama bertahan hanya 3-5 tahun saja dan setelah itu tutup atau berganti
nama.
Buruknya pemahaman masyarakat mengenai bisnis ini membuat
semakin sedikit orang yang berminat untuk bergabung dalam bisnis MLM ini dan
membuat rantai jaringan akan terputus jika downline tidak berhasil mendapatkan
jaringannya sendiri.
B. Proses Pembuatan Keputusan Tentang Strategi
Hal pertama yang akan kami lakukan untuk membuat
keputusan tentang strategi adalah mengurai masalah-masalah yang akan dibahas
selanjutnya. Masalah-masalah tersebut diantaranya: Pertama, mengenai apakah
MLM adalah penipuan, illegal, tak bermoral?
Ini
adalah bagian terbesar dari argumentasi, ketidaksetujuan dan tuduhan yang tidak
berdasar tentang MLM. Tidak sedikit yang beranggapan MLM adalah tidak etis dan
tidak bermoral. Walaupun demikian secara hukum, MLM dianggap legal, tidak
menyalahi aturan moral.
Sebenarnya
MLM tidak bisa dikatakan dari sananya baik atau buruk seperti halnya orang
memandang sistem bisnis biasa. Bisnis biasa (dunia korporat) bisa dijalankan
secara baik dan bisa dijalankan dengan buruk. MLM juga demikian. Ada yg
dijalankan dengan baik dan ada juga yang dijalankan dengan buruk. Jadi baik dan
buruknya MLM tergantung bagaimana perusahaan didesain dan dijalankan oleh tim
manajemen dan tim pemasar di lapangan.
Memang harus diakui ada juga perusahaan MLM yang tidak
lebih dari sekadar penipuan, cara cepat menjadi kaya untuk pemilik dan
segelintir kroninya. Beberapa di antaranya berusaha memanipulasi
hukum dan menghindar dari hukum. Ada juga perusahaan MLM yang mempunyai produk
yg sah secara hukum dan sudah berkecimpung dalam bisnis selama beberapa tahun
tapi dijalankan secara salah, sedemikian sehingga banyak orang yang menjadi
korban. Contoh, orang lanjut usia yang menginvestasikan
uang pensiun untuk membeli barang-barang yang memenuhi garasinya dan
seterusnya. Banyak orang tentunya setuju bahwa perusahaan ini, setidaknya
distributor yg menjalankan praktek-praktek tidak bertanggung-jawab, sama sekali
tidaklah etis.
Sebenarnya
ada banyak perusahaan yang dijalankan dengan sah, legal, dan etis.
Perusahaan-perusahaan tersebut mempunyai produk-produk yang baik, bermanfaat
bagi pelanggan dan memberikan banyak orang peluang untuk memperbaiki kondisi
keuangannya.
Kubu
Anti MLM sering menyatakan bahwa perusahaan MLM dan distributornya hanya
menjual fantasi tidak realistis mengenai potensi penghasilan yang dapat
diperoleh kepada prospek, yg pada kenyataannya hanya menggemukkan penghasilan upline.
Pandangan ini bisa dimengerti namun mengabaikan satu hal penting yaitu bahwa
setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk membangun group atau
timnya sendiri seperti halnya upline-nya. Upline sudah bekerja keras, mungkin
selama bertahun-tahun, untuk membangun downline yang sekarang memberikan
hasilnya bagi upline tersebut. Orang baru mungkin sudah investasikan
hanya beberapa ratus dollar dan beberapa jam saja perharinya. Setiap orang
memulai dari tempat yang sama, di dasar, dan
setiap orang punya kesempatan yang sama untuk
membangun downlinenya sendiri.
Untuk lebih memahami cara kerja MLM, kami akan
menjabarkan penjelasannya. Saat seseorang, -katakanlah bernama A-
bergabung dengan sebuah perusahaan MLM, proses seperti apa yang terjadi?
Statusnya sebagai apa dalam perusahaan MLM tersebut? Inilah yang terjadi saat A bergabung kedalam
sebuah perusahaan MLM :
gambar 1
Saat A join kedalam perusahaan MLM,
status-nya adalah sebagai mitra perusahaan MLM. Bukan sebagai pegawai
perusahaan MLM tersebut. Analogi yang tepat untuk mengilustrasikan hubungan ini
adalah seperti sebuah konter pulsa. Konter pulsa bukanlah pegawai perusahaan
penyedia jasa seluler, tetapi mitra perusahaan penyedia jasa seluler tersebut.
Hubungan kemitraan ini jelas atas dasar prinsip win – win solution dan
menciptakan suatu hubungan hak dan kewajiban antara perusahaan dan mitranya.
Perusahaan bertanggung jawab menyediakan produk yang berkualitas untuk
didistribusikan. Mitranya bertugas mendistribusikan produk perusahaan. Dari
produk yang didistribusikan tersebut, mitra akan mendapatkan keuntungan dari
selisih harga yang didapat dari pendistribusian produk tersebut. Penggambaran
skemanya kurang lebih seperti ini :
gambar 2
Dalam situasi ini, perusahaan mendapatkan
profit dari produk yang terdistribusikan. A pun mendapatkan profit dari produk
yang didistribusikan, yaitu selisih antara harga beli distributor dan harga
jual ke konsumen. Kedua belah pihak sama – sama untung. Namun, A selaku
individu past memiliki keterbatasan dalam jumlah produk yang terjual.
Artinya, potensi penghasilan A terbatas.
Maka dari itulah, A membentuk grup atau
jaringan distribusi dengan cara mensponsori orang lain.
gambar 3
Skema ini lah yang biasanya memunculkan reaksi – reaksi anti MLM seperti “Wah,
kalau begitu nanti ngga adil, B, C, dan D kerja keras sedangkan A tidak bekerja
apa – apa” atau “wah, skema pyramid dong ini. Hanya
menguntungkan yang diatas saja.” Dan berbagai reaksi – reaksi anti MLM lainnya.
Hal yang
mendasari hal ini adalah anggapan bahwa mensponsori adalah hal yang sangat
mudah dan tidak membutuhkan keahlian dan pengetahuan apa – apa, sehingga
akan sangat mudah oleh A mensponsori 3 orang dan lalu 3 orang ini masing –
masing mensponsori 3 sehingga ada 9 orang di level 2 dan yang 9 orang ini
masing – masing mensponsori 3, dan seterusnya.
Mari kita analisis.
Kita ambil sampel B. Ketika B
disponsori oleh A, apakah B sudah mengerti cara menjalankan bisnisnya? Apakah B sudah
mampu mensponsori orang? Apakah B Sudah mengerti hal – hal teknis mengenai
produk yang didistribusikan? Sudah mengerti cara mendistribusikan produk? Sudah
mengerti hal – hal teknis tentang mengembangkan jaringan? Dari sini kita pahami
bahwa ketika B bergabung di jaringan A dan menjadi mitra perusahaan, B sama
sekali belum paham apa – apa. Kewajiban A – lah membimbing B agar menguasai
teknik – teknik mengembangkan jaringan sehingga B dapat menciptakan omset.
Skema yang terjadi adalah :
gambar 4
Orang – orang yang A sponsori dan A bimbing
masing – masing akan menciptakan omset jaringan. Omset jaringan adalah omset
yang tercipta karena A berhasil membimbing orang – orang yang berada di
jaringannya. Kami rasa merupakan
sesuatu yang adil jika A mendapatkan hasil karena A “membimbing” atau dengan
kata lain mempintarkan jaringannya. Dan perlu diingat bahwa membimbing manusia
membutuhkan waktu dan keahlian. Membimbing manusia bukanlah suatu pekerjaan
yang mudah dan tidak membutuhkan keahlian.
Omset jaringan yang tercipta ini akan masuk ke
dalam marketing plan, sebuah sistem pembagian hasil – dihitung dengan
seksama dan akan dibagikan kepada masing – masing distributor dalam jaringan
yang memenuhi kualifikasi untuk mendapatkan bonus. Bonus akan dibagikan secara
proporsional dan sesuai dengan hak masing masing distributor dan sesuai dengan
prestasi kerjanya. Marketing Plan yang baik dapat mengenali distributor
yang bekerja lebih keras dan lebih cerdas. Sehingga di perusahaan MLM yang
baik, bukan hal yang tidak mungkin jika B dapat memiliki penghasilan lebih
tinggi dari A. Sehingga di perusahaan yang baik, anggapan bahwa bisnis MLM
hanya menguntungkan yang diatas tidak lah benar.
Dari penjelasan tersebut, maka masyarakat dapat menjadi
lebih mengerti mengenai MLM dan
perbedaannya dengan money game. Selanjutnya, tugas downline lah
untuk memberikan penjelasan yang sama guna mendapatkan kepercayaan orang yang
akan dia ajak untuk bergabung. Berhasil atau gagal, sukses atau tidaknya seseorang baik
dalam suatu pekerjaan, rumah tangga, hubungan ataupun bidang - bidang lainnya,
sangat dipengaruhi dari cara pandang seseorang terhadap hal tersebut, begitu
pula di bisnis MLM. Network
marketing, pemasaran jaringan,dan sebutan
lain untuk bisnis luar biasa ini. Mungkin Anda
bertanya - tanya, "saya sudah berpandangan postif terhadap bisnis
ini (MLM), saya sering
mengikuti training -
training, pertemuan dan semua hal yang dianjurkan upline ( buku,
kaset dan alat - alat lain sudah saya beli dan pelajari, tapi buktinya saya
tidak sukses - sukses, gimana sich?".
Yang dimaksud "paradigma yang
menentukan sukses" adalah paradigma yang ada di alam bawah sadar,
bukan hanya di alam sadar anda, contoh gampangnya begini : setelah mengikuti
training anda merasa sangat bersemangat, anda merasa bahwa setelah keluar dari
ruangan anda akan langsung presentasi kepada semua orang, mulai dari buyut,
kakek-nenek, ayah ibu, kakak-adik, anak - anak anda, cucu, tapi apa yang
terjadi ? 1 hari, 2 hari, 3 hari, 4, 5, 6 hari, seminggu, sampai sebulan dan
seterusnya anda nggak melakukannya, berarti "anda cuma menyadari bahwa
presentasi penting dan mudah hanya di alam sadar, tapi belum di alam
bawah sadar, jadi seperti "selalu menabrak tembok yang tidak
terlihat", bangkit-gagal lagi, semangat-malas lagi, begitu seterusnya
berulang - ulang.
Ingin tahu cara mengatasinya ? seperti ketika kita makan, piring ( alam bawah sadar) kita harus kita bersihkan dulu, sebersih-bersihnya, sebelum kita taruh makanan ( pikiran sadar ) diatasnya. Katanya : indoktrinasi (cuci otak dengan janji-janji muluk tentang impian)
Faktanya : Network Marketing membangun kualitas distributornya
Bisnis ini merupakan "bisnis
manusia", dimana setiap distributor perlu dibekali pengetahuan mengenai
perusahaan, produk dan teknik menjalankan bisnis, tidak mungkin ada perusahaan
yang tidak mengajarkan kesetiaan kepada perusahaan sebagai syarat sukses. Contoh anda menjadi distributor motor merek suzuki, tentu suzuki
mengajarkan anda untuk loyal terhadap perusahaan tersebut, jadi hal yang wajar
- wajar saja, sama dengan di bisnis lain setiap perusahaan mengajarkan
loyalitas dan peningkatan SDM.
Katanya : hanya sekedar penghasilan tambahan.
Faktanya : Penghasilan tidak terbatas (unlimited)
Memang semua bisnis, pekerjaan dan hal - hal
lain didunia (bukan MLM saja), bila dijalani hanya sebagai hobi, setengah -
setengah dan tidak konsisten, hanya akan menjadi "pelengkap" saja. Tapi
coba anda lihat ada seseorang yang menjadi kaya hanya dengan mengumpulkan botol
- botol bekas, ada yang menjadi direktur hanya dengan menjadi office boy pada
awalnya. Apa beda mereka (orang - orang yang Gagal ) dengan orang - orang yang
Sukses di MLM ?, hanya 2, yaitu:
1. kurangnya pikiran, tenaga, dan waktu yang mereka curahkan, orang sukses
selalu all out ( mati - matian), dalam bekerja dibidang apapun;
2. kurangya do'a dan harapan mereka, yang mereka minta pada Tuhan atas
kesuksesan mereka di bidang tersebut, orang sukses bekerja keras lalu pasrah
pada Tuhan. Orang gagal malas bekerja dan was-was (tidak pasrah pada Tuhan).
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
MLM (Multi Level Marketing) merupakan salah satu jenis
bisnis pemasaran produk yang berbeda dibanding bisnis tradisional pada umumnya,
karena produk yang dipasarkan langsung sampai ke tangan konsumen/pelanggan
tanpa melalui jaringan distribusi yang panjang seperti pada bisnis
tradisional/konvensional.
Ada
beberapa perusahaan yang berkedok sebagai bisnis jaringan, yang biasanya kita
kenal dengan nama Money Game dan Arisan
Berantai. Jenis bisnis seperti itu biasanya tanpa menawarkan
produk dan walaupun ada maka produknya tidak berkualitas. Selain itu yang
bergabung diawal selalu dapat keuntungan besar sehingga hanya bisnis tipuan
semata. Maraknya bisnis semacam ini di masyarakat maka banyak orang yang
menjadi korban, karena bisnis semacam itu paling lama bertahan hanya 3-5 tahun
saja dan setelah itu tutup atau berganti nama.
Keadaan di atas membuat masyarakat semakin
kurang kepercayaannya terhadap bisnis MLM dan membuat mereka ragu untuk
bergabung dengan bisnis ini dan membuat jaringan terancam terputus dan downline
tidak dapat membuat jaringannya sendiri. Menurut kami, satu-satunya strategi
yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan
mendapatkan kepercayaan masyarakat lagi. Caranya adalah dengan memberikan
pemahaman terhadap masyarakat mengenai mana bisnis MLM yang legal dan tidak.
Mana MLM yang berjalan dengan benar dan mempunyai produk berkualitas dan mana
bisnis yang hanya tipu-tipu. Pemberian pemahaman ini bisa dilakukan melalui
konsultan yang akan disampaikan secara face to face kepada orang lain
ataupun melalui media sosial. Selanjutnya, keputusan masyarakat lah yang akan
memilih untuk bergabung atau tidak.
B. Saran
Saran kami, pihak oriflame harus tetap
mempertahankan kualitas produknya dan caranya menjalankan usaha. Perusahaan
juga harus lebih banyak melakukan training-training yang yang bisa
mengajarkan pada para konsultan bagaimana caranya agar bisa bersikap dengan
baik di depan customer dan meyakinkan customer tentang produk
mereka serta usaha yang tengah mereka jalankan.
Daftar Pustaka
http://rahasiamlm.weebly.com/sebelum-anda-terjun-apa-itu-mlm.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar